Karya Tulis Ilmiah 2

Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan. Pendahuluan terdiri atas latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, dan metode penulisan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca pada materi yang akan dibahas, dianalisis, dikaji, atau diuraikan dalam bagian-bagian selanjutnya.

1. Latar Belakang

Latar belakang menyajikan hal berikut.

  1. Latar belakang empiris berisi berisi kondisi kekinian yang ada di lapangan/lingkungan.
  2. Latar belakang teoretis berisi kajian literatur terkait penelitian sebelumnya.
  3. Alasan urgensi berisi alasan pentingnya pembahasan sehingga topik ini menarik untuk dikaji.

Contoh:

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang, ojek online sudah menjamur di Indonesia, khususnya kota-kota

hlm. 13) ‘Stres secara psikologis mengacu pada hubungan dengan lingkungan yang orang menilainya sebagai sesuatu yang penting untuk kesejahteraannya dan tuntutan itu membebani atau melebihi kemampuan koping yang ada’.

Ojek online sering kita lihat di setiap sudut jalan bahkan di setiap kemacetan lalu lintas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tondok (2009, hlm. 1) “Kemacetan di jalan telah menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh warga kota besar. Dan salah satu dampak psikologisnya adalah stres karena kemacetan lalu lintas”.

besar yang membawa perubahan terhadap lingkungan.Menurut Lazarus dalam Asrifa (2012,

Berdasarkan hal tersebut, keberadaan ojek online dalam pengaruh tingkat stres

penduduk kota perlu dikaji lebih lanjut sehingga kebijakan yang mengatur tentang ojek online

dapat diambil secara tepat tanpa merugikan pihak manapun.

Keterangan:

Perhatikan contoh latar belakang di atas. Paragraf pertama, kalimat pertama dan paragraf kedua kalimat pertama merupakan latar belakang empiris, yaitu berisi kondisi yang ada di lapangan/lingkungan. Pada latar belakang itu dijelaskan bahwa kondisi saat ini, ojek online sudah menjamur dimana-mana (ini merupakan deskripsi latar belakang empiris)

Paragraf pertama, kalimat kedua dan paragraf kedua, kalimat kedua merupakan latar belakang teoretis, yaitu berisi kajian literatur terkait penelitian sebelumnya. Pada bagian ini ada kutipan yang diambil dari tulisan Lazarus dan Tondok (jadi ini contoh latar belakang teoretis).

Sedangkan paragraf ketiga merupakan alasan urgensi, yaitu berisi alasan pentingnya pembahasan sehingga topik ini menarik untuk dikaji. Alasan urgensi ditandai dengan keterangan “perlu dikaji lebih lanjut” sebagai kata-kata kunci terkait alasan urgensi.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah berisi alasan pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas agar analisis tidak melebar. Contoh:

Perhatikan baik-baik, contoh batasan masalah di atas. Pada contoh tersebut dipaparkan alasan bahwa fokus pembahasan dibatasi hanya pada pengguna ojol di kota karena mayoritas penggunanya di kota, artinya pengguna ojol di desa tidak diteliti.

Landasan empiris
Landasan teoretis
Alasan urgensi

1. 2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam kajian ini difokuskan pada pengguna ojek online di kota. Pembatasan dikhususkan pada pengguna ojek online di kota karena mayoritas penggunanya berada di kota sehingga pengguna yang berada di desa tidak menjadi objek kajian.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi rincian permasalahan yang akan dikaji dalam pembahasan. Selain itu, pilih pertanyaan yang membutuhkan analisis secara mendalam, dan gunakan kata tanya yang tepat. Rumusan masalah harus disesuaikan dengan batasan masalah.
Contoh:

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota?
  2. Bagaimanakah solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota?

Perhatikan contoh rumusan masalah dan tujuan di atas. Rumusan masalah pada contoh di atas, berisi rincian permasalahan yang akan dikaji dalam pembahasan. Pertanyaan yang dirumuskan pada contoh ini membutuhkan analisis secara mendalam. Kata tanya yang digunakan sudah tepat, yaitu menggunakan kata tanya “bagaimana” karena menanyakan pengaruh dan menanyakan solusi. Rumusan masalah sudah disesuaikan dengan batasan masalah, yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu ojol dan penggunanya di kota.

4. Tujuan

Tujuan berisi target atau sasaran yang hendak dicapai, misalnya mendeskripsikan hubungan x terhadap y. Tujuan disusun sesuai dengan rumusan masalah yang akan dibahas. Selain itu, tujuan menggunakan verba operasional, seperti memaparkan, mendeskripsikan, menjelaskan, dan membandingkan (agar dapat terukur secara pasti).

Contoh:

Berikutnya, mari kita perhatikan contoh rumusan tujuan di atas. Rumusan tujuan pada contoh di atas telah berisi target yang hendak dicapai, yaitu memaparkan pengaruh munculnya ojek online

1.4 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut.

  1. Memaparkan pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota.
  2. Menjelaskan solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota.

terhadap tingkat stres penduduk kota. Rumusan tujuan poin (a) sesuai dengan rumusan masalah poin (a). Demikian juga dengan rumusan tujuan poin (b), menjelaskan solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota, ini juga sudah sesuai dengan rumusan masalah pada poin (b), yang menanyakan “bagaimanakah solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota”. Jadi, antara rumusan masalah dan tujuan harus dituliskan secara sistematis, artinya rumusan tujuan dituliskan secara urut sesuai dengan urutan pada rumusan masalah. Seperti pada contoh di atas, rumusan tujuan poin (a) sinkron dengan rumusan masalah poin (a), rumusan tujuan poin (b) sinkron dengan rumusan masalah poin (b), begitu seterusnya.

5. Manfaat

Manfaat berisi harapan penulis dari tujuan yang telah dicapai.

.Perhatikan contoh di atas. Telah dijelaskan pada contoh sebelumnya bahwa tujuan yang hendak dicapai adalah memaparkan pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota dan menjelaskan solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota.Terkait dengan tujuan tersebut maka penulis memiliki harapan. Harapan itulah yang dirumuskan dalam manfaat, yaitu 1) tingkat stres penduduk kota menurun dan 2) terbitnya aturan/kebijakan terkait keberadaan ojek online. Penulis bisa menambahkan harapan lagi, selain yang tertera pada contoh ini. Harapan yang dituliskan di sini adalah harapan penulis terhadap pihak-pihak terkait, misalnya, harapan terhadap pihak ojol, harapan terhadap pihak perusahaan, harapan terhadap penduduk kota itu sendiri, dan harapan terhadap pihak pemerintah.

6. Metode Penulisan

Metode penulisan berisi cara penulis dalam menjawab/menemukan jawaban atas pertanyaan rumusan masalah.

1.5 Manfaat

Berikut ini manfaat yang diharapkan.

  1. Menurunkan tingkat stres penduduk kota.
  2. Adanya aturan/kebijakan terkait keberadaan ojek online.

Contoh:

1.6 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka. Salah satu pustaka diperoleh dari jurnal Informasi yang berjudul “Kreativitas Digital dalam Masyarakat Risiko Perkotaan: Studi tentang Ojek Online ‘Go-Jek’ di Jakarta”. Selain studi pustaka, metode penulisan yang digunakan adalah angket. Angket dilakukan secara online menggunakan google docs terhadap pengguna ojek online.

Perhatikan contoh di atas. Kalimat pertama berbunyi: “Metode penulisan yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka”.

Karena studi pustaka, maka penulis harus menjelaskan secara ringkas pustaka-pustaka yang dijadikan acuan, seperti pada kalimat berikutnya: “Salah satu pustaka diperoleh dari jurnal Informasi yang berjudul “Kreativitas Digital dalam Masyarakat Risiko Perkotaan: Studi tentang Ojek Online ‘Go-Jek’ di Jakarta”.

Sebaiknya, tuliskan pustaka-pustaka utama yang menjadi acuan. Pada contoh ini hanya ditampilkan satu pustaka sebagai gambaran/contoh saja.

Jika selain studi pustaka, ada metode lain yang digunakan, tuliskan metode tersebut seperti terlihat pada kalimat di atas: “Selain studi pustaka, metode penulisan yang digunakan adalah angket. Angket dilakukan secara online menggunakan google docs terhadap pengguna ojek online’.

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi (1) deskripsi atau kajian teoretis tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli, dan pendapat umum yang digunakan sebagai landasan pemikiran. (2) penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan penggunaan teori tersebut.

Perhatikan contoh kajian pustaka di bawah ini. Poin 2 memberikan pengantar bahwa pada bab ini akan dipaparkan kutipan-kutipan yang menjadi acuan pada artikel ini. Secara urut akan dibahas hal-hal terkait definisi ojek online dan berikutnya hal-hal terkait manfaat transportasi lengkap dengan sumber kutipannya. Poin 2.1 berisi penjelasan tentang definisi ojek online berdasarkan atas beberapa sumber, yang kemudian definisi terkait ojek online disimpulkan di paragraf terakhir

poin 2.1 ini. Seperti pada poin 2.1 maka pada poin 2.2 dijabarkan hal terkait manfaat transportasi yang dikutip dari beberapa sumber pustaka. Setelah kutipan-kutipan dan sumbernya dipaparkan, maka pada paragraf terakhir disimpulkan manfaat transportasi berdasarkan penjabaran dari kutipan-kutipan.

Contoh:

2. KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan kutipan-kutipan yang menjadi acuan pada artikel ini. Secara urut akan dibahas hal-hal terkait definisi ojek online dan berikutnya hal-hal terkait manfaat transportasi lengkap dengan sumber kutipannya.

2.1 Definisi Ojek Online
Menurut Fajar (2016, hlm. 4) “Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari

satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh tenaga manusia atau tenaga mesin”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) ‘Ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya”.

Sedangkan online dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) ‘Dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya’.

Berdasarkan tiga teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ojek online adalah alat transportasi berupa sepeda motor yang ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya yang dioperasikan secara daring dan terhubung dengan internet.

2.2 Manfaat Transportasi

Menurut Utamo dalam Agung (2016 hlm. 5) ‘Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector)

Sedangkan Menurut Andriansyah (2015 hlm. 22) manfaat transportasi yang meliputi kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.

  1. Manfaat ekonomi yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan pertukaran kekayaan atau hasil produksi yang semuanya bisa
  2. Manfaat sosial yaitu manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup selaras atau dengan yang lain dengan menggunakan kemudahan:

Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok, pertukaran informasi,

perjalanan untuk rekreasi,
perluasan jangkauan perjalanan sosial, dan pemendekan jarak rumah dengan tempat kerja.

c. Manfaat politis yaitu pengangkutan menjadi syarat mutlak atau pokok dalam segi politik yang meliputi:

  1. 1)  menciptakan persatuan dan keadilan;
  2. 2)  pelayanan kepada masyarakat dikembangkan dengan lebih merata;
  3. 3)  keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki.

d. Manfaat wilayah yaitu perkembangan suatu wilayah, karena adanya sifat kebutuhan manusia atas permintaan dan pemenuhan ada segi ekonomi”.

Berdasarkan dari dua teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa transportasi memiliki manfaat yang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian antara lain melancarkan arus barang dan manusia, menunjang perkembangan pembangunan, ekonomi, sosial, dan politik.

C. Pembahasan

Pembahasan merupakan kajian atas pertanyaan rumusan masalah. Pembahasan harus dipaparkan secara mendalam, tidak dangkal.
Perhatikan contoh di bawah ini. Pada bab pembahasan, subbab-subbab yang dipaparkan adalah topik atau hal terkait rumusan masalah. Dikaitkan dengan contoh sebelumnya, pembahasan harus terkait dengan rumusan masalah tentang pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota dan solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini dipecah menjadi minimal dalam dua subbab, yaitu subbab 3.1 tentang pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota dan subbab 3.2 tentang solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota.

Contoh:

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab pendahuluan, maka secara berurutan, bab ini akan membahas masalah tersebut dengan mengkaji pengaruh munculnya ojek online terhadap tingkat stres penduduk kota dilanjutkan dengan pembahasan solusi untuk mengatur keberadaan ojek online di kota, berikut ini.

3.1 Pengaruh Munculnya Ojek Online terhadap Tingkat Stres Penduduk Kota Kemacetan adalah keadaan ketika kendaraan mengalami berbagai kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan normal. Dampaknya, kondisi psikologis kita akan terganggu karena setiap hari harus berjam-jam di jalan. Contohnya, kita

akan mengalami stres.
Berikut ini data primer hasil angket dari 44 penduduk kota menggunakan teknik

penarikan simple random sampling. Hasil angket tentang ojek online: (1) 75% responden menjawab hadirnya ojek online dapat mengurangi kemacetan di kota, (2) 25% responden menjawab hadirnya ojek online semakin menambah kemacetan, sehingga hasil yang didapat lebih dari setengah responden menganggap hadirnya ojek online tidak menambah volume kemacetan. Selain itu, 44 responden penduduk kota menunjukkan jika ojek tidak mengganggu penduduk kota saat bertransportasi.

Ojek online tidak hanya sebagai alat transportasi saja, tetapi juga membantu banyak aktivitas penduduk kota, seperti membantu masyarakat untuk datang lebih cepat ke tempat tujuan (dengan cara menerobos kemacetan) serta harga yang jelas dan terjangkau, membantu kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumen) penduduk kota, dan masih banyak lagi jasa ditawarkan, sehingga hadirnya ojek online yang mudah dioperasikan oleh penumpang/driver tidak menambah tingkat stres penduduk kota, tetapi semakin mengurangi tingkat stres penduduk kota.

3.2 Solusi untuk Mengatur Keberadaan Ojek Online di Kota
Berdasarkan hasil angket, menurut responden, mayoritas berpendapat bahwa ojek online

tidak berkontribusi pada kemacetan di kota. Namun, ketertiban dalam berlalu lintas perlu ditingkatkan agar kemacetan dapat diminimalkan. Oleh karena itu, disarankan kepada

perusahaan ojek online dan para penegak hukum dapat lebih tegas memberi sanksi kepada para pelanggar.

Sesuai dengan metode penulisan yang telah dipaparkan di bab pendahuluan, bahwa metode yang digunakan adalah studi pustaka dan penyebaran angket, maka hasil dari pengolahan angket dipaparkan dan dibahas juga di bab pembahasan ini.

Pembahasan yang dicontohkan di sini hanya singkat, seharusnya lebih mendalam. Jika diibaratkan tubuh manusia, maka komposisi antara pendahuluan dan pembahasan, komposisinya bagaikan kepala dan badan, jadi pendahuluan lebih pendek (dalam hal ini singkat) sedangkan pembahasan lebih panjang (dalam hal ini mendalam, panjang lebar, dan detail).

D. Penutup

Bab Penutup merupakan bab terakhir dalam karya tulis ilmiah. Penutup terdiri atas simpulan dan saran.

1. Simpulan

Simpulan merupakan hasil mengaitkan temuan dalam pembahasan dengan rumusan masalah. Contoh:

4. PENUTUP

Sebagai penutup dari karya ilmiah ini, berikut ini dipaparkan simpulan dari hasil pembahasan dan saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak terkait.

4.1 Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. ojek online tidak berpengaruh terhadap tingkat stres penduduk kota;
b. untuk mengatur keberadaan ojek online di kota diperlukan ketegasan dalam penegakan

hukum berlalu lintas.

Di atas itu adalah contoh bab penutup. Bab penutup terdiri atas dua subbab, yaitu subbab simpulan dan subbab saran. Contoh itu masih melanjutkan contoh sebelumnya, yaitu pengaruh ojek online terhadap tingkat stress dan keberadaan ojek online dikaitkan dengan kemacetan. Contoh simpulan ini telah memaparkan hasil mengaitkan temuan dalam pembahasan dengan rumusan masalah.

5. Saran

Saran merupakan rekomendasi terhadap pihak terkait (misalnya pemerintah, pengambil keputusan, lembaga). Selain itu, saran digunakan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya.

Contoh:

4.2 Saran

Hal yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut.

  1. Untuk pihak ojek online, sebaiknya meningkatkan ketertiban dalam berkendara sehingga membuat penduduk kota tetap nyaman.
  2. Untuk penduduk kota, disarankan menggunakan ojek online atau kendaraan umum sehingga akan mengurangi kemacetan di kota.
  3. Untuk pemerintah dan pemilik perusahaan ojek online, disarankan untuk lebih tegas dalam memberi sanksi terhadap pelanggaran.

Selanjutnya, perhatikan contoh subbab saran di atas. Dalam contoh itu, dipaparkan rekomendasi kepada pihak terkait, yaitu saran kepada pengemudi ojek online, saran kepada penduduk kota, dan saran kepada pemilik perusahaan atau pihak pemerintah.

Daftar Pustaka

Djuroto, Toto dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: Rosdakarya.

Efendi, S. Th. Pedoman Penulisan Laporan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Puspandari, Diyas. 2011. Handout Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Telkom. Widjono, 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan

Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Bagikan Melalui :

Post Author: Berandalan Jenius

Seorang Berandalan Jenius yang bercita-cita menjadi penulis dan membuat terkesan cewek yang ia sukai.