Kata

Terdapat dua istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam konteks kata, yakni pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata merupakan tindakan memilih kata yang digunakan dalam penyampaian sejumlah informasi. Sedangkan pilihan kata adalah kata yang dipilih atas hasil memilih kata tersebut.

Bagian ini memaparkan kata dalam konteks pemilihan kata atau yang sering disebut dengan diksi. Dalam pemilihan kata diperlukan ketepatan, kecermatan, dan kesesuaian diksi.

1. Ketepatan Diksi
Ketepatan diksi berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang digunakan untuk menyampaikan ide secara tepat dan dapat diterima oleh pembaca atau pendengarnya. Ketepatan diksi semacam itu dapat dicapai jika pemakai bahasa mampu memahami perbedaan penggunaan kata-kata yang bermakna (1) denotasi dan konotasi, (2) sinonim, (3) eufemisme, (4) generik dan spesifik, serta (5) konkret dan abstrak.

MaknaPenjelasanContoh
DenotasiMakna yang mengacu pada gagasan tertentu (makna dasar), yang tidak mengandung makna tambahan atau nilai rasa tertentu (makna sebenarnya)Berkas lamaran kerja dimasukkan ke dalam amplop → sampul surat
KonotasiMakna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu di samping makna dasarnya (makna kias)Tersangka mengakui telah menerima amplop dari penyuap → sogokan
SinonimBentuk bahasa yang maknanya mirip.sedih = pilu gembira = bahagia
EufimismeKata atau ungkapan yang dirasa lebih halus untuk menggantikan kata atau ungkapan yang dirasa kasar, vulgar, dan tidak sopan.mampus→meninggal dunia miskin→kurang mampu
GenerikMakna yang masih mencakup beberapa makna lain yang bersifat spesifik atau disebut dengan makna umum.warna
SpesifikMakna khusushitam, putih, merah
KonkretKata yang maknanya dapat dibayangkan dengan pancaindera.kursi, meja, buku
AbstrakKata yang sulit dibayangkan dengan pancaindera.rindu, bijak, sedih

2. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, pemakai bahasa dituntut untuk mampu memahami kehematan bahasa. Dengan demikian, kalau ada kata atau ungkapan yang lebih singkat, kita tidak perlu menggunakan kata atau ungkapan yang lebih panjang karena hal itu tidak ekonomis. Contoh:

3. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya. Konteks pemakaian yang dimaksud dalam hal ini erat kaitannya dengan faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

Bentuk Kata Tidak CermatBentuk Kata Cermat
disebabkan karenadisebabkan oleh (karena)
agar supayaagar (supaya)
maju ke depanmaju
Faktor KebahasaanFaktor Nonkebahasaan
(1)  Penggunaankatayangsesuaidengankontekskalimat (2)  Penggunaan bentuk gramatikal (3)  Penggunaan idiom (4)  Penggunaan ungkapan idiomatis (5)  Penggunaan majas (6)  Penggunaan kata yang lazim(1)  Situasi pembicaraan (2)  Mitra bicara/lawan bicara (3)  Saranaberbahasa (4)  Kelayakan geografis (5)  Kelayakan temporal
Faktor KebahasaanContoh
1) Penggunaan kata yang sesuai dengan konteks kalimatPengamat itu melakukan penelitian di mana terdapat laboratorium yang memadai (tidak sesuai konteks)→Pengamat itu melakukan penelitian di laboratorium yang memadai (sesuai konteks).
2) Penggunaan bentuk gramatikalPara peserta upacara sudah kumpul di lapangan (secara gramatikal salah) → Para peserta upacara sudah berkumpul di lapangan (secara gramatikal benar)
3) Penggunaan idiomputar otak→berdaya upaya
4) Penggunaan ungkapan idiomatis (dua buah kata atau lebih yang sudah menjadi satu kesatuan dalam mengungkapkan makna)sehubungan dengan, terdiri atas, terbuat dari, bergantung pada, berkaitan dengan
5) Penggunaan majasMotherboard dalam komputer bagaikan otak dalam manusia.
6) Penggunaan kata yang lazimraya = agung
jalan raya (lazim)→jalan agung (tidak lazim)
Faktor Non KebahasaanContoh
1) Situasi pembicaraanmengapa (kata baku→situasi resmi), kenapa (kata tidak baku→situasi tidak resmi)
2) Mitra bicara/lawan bicaraaku→teman sebaya, saya→pimpinan
3) Sarana berbahasalisan→ketepatan intonasi tulis→ketepatan tanda baca
4) Kelayakan geografisHindari pemakaian kata-kata umum yang di beberapa daerah dianggap tabu, contoh→tikus (tabu di Jawa) seharusnya den bagus
5) Kelayakan temporalsyahdan→zaman dahulu dipakai dengan makna selanjutnya/lalu

Daftar Pustaka

Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Paragraf. Jakarta: Kemdikbud.

Puspandari, Dyas. 2009. Modul Bahasa Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

https://dosenit-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenit.com/kuliah-it/database/fungsi-database/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3 A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2Fdos enit.com%2Fkuliah-it%2Fdatabase%2Ffungsi-database

Bagikan Melalui :

Post Author: Berandalan Jenius

Seorang Berandalan Jenius yang bercita-cita menjadi penulis dan membuat terkesan cewek yang ia sukai.