Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu ilmu pengetahuan, disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, maupun kajian pustaka.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa karya tulis ilmiah merupakan kajian atas sebuah masalah tertentu yang tujuan pembahasannya harus mampu memberikan alternatif penyelesaian masalah tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah memiliki syarat:

  1. menggunakan bahasa tulis;
  2. membahas ilmu pengetahuan;
  3. disusun secara sistematis;
  4. dituangkan dengan bahasa yang benar. Adapun ciri-ciri karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
  1. Objektif, memiliki objek dan berisi penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.
  2. Faktual, dibuat berdasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  3. Bermetode, disusun berdasarkan metode ilmiah tertentu.
  4. Cermat, mengangkat hal yang sebenarnya dengan teliti. Karya tulis ilmiah harus mampu memberikan alternatif penyelesaian masalah. Jika karya tulis

ilmiah tidak mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis, maka tidak dapat dikategorikan karya tulis ilmiah yang baik.

B. Tahapan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah memiliki beberapa tahapan, yakni sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Hal yang harus dilakukan dalam tahap persiapan adalah:

  1. a)  pemilihan topik; topik yang dipilih harus dikuasai, baru, menarik, dan bermanfaat.
  2. b)  pembatasan masalah; penulis menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas berdasarkan topik yang telah ditentukan. Pembatasan masalah ditentukan dari topik umum ke topik yang lebih spesifik.
  3. c)  pengumpulan pustaka;
    pustaka yang dipilih harus merujuk pada pembatasan masalah.
  4. d)  penentuan tujuan dan maksud;
    penentuan tujuan dilakukan untuk menjelaskan, meyakinkan, dan memengaruhi pembaca atas hal yang dibahas. Sedangkan penentuan maksud dilakukan untuk menyampaikan harapan penulis kepada pihak terkait.
  5. e)  penyusunan kerangka isi.
    Penyusunan kerangka isi bertujuan mempermudah penulis dalam mengembangkan gagasannya. Langkah-langkah penyusunan kerangka isi adalah (1) merumuskan topik yang jelas, (2) memerinci topik-topik bawahan (tulis semua yang ada dalam benak), (3) mengevaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua, (4) langkah kedua dan ketiga dilakukan berulang untuk menyusun topik yang lebih spesifik, (5) menentukan pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan dilakukan setelah tahap persiapan selesai. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara berikut.

  1. 1)  Studi pustaka atau membaca berbagai referensi pendukung.
  2. 2)  Melakukan wawancara dengan narasumber yang layak.
  3. 3)  Observasi (misalnya dengan menyebarkan angket).
    Setelah data terkumpul, hal yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data

dilakukan melalui dua teknik, yakni teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.

Teknik kualitatif dilakukan dengan cara (1) identifikasi data, (2) klasifikasi data, (3) analisis data, (4) interpretasi data, dan (5) pembuatan simpulan. Sedangkan teknik kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik.
3. Tahap Pelaporan
Melalui tahap pelaporan, karya tulis yang telah disusun dilaporkan dan dipertanggungjawabkan. Namun sebelum dilaporkan, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. 1)  Penyusunan draf laporan.
    Kerangka isi yang telah dibuat dalam tahap persiapan, pada tahap ini sudah mulai dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan dengan menyajikan hasil studi pustaka, hasil pengumpulan data, hasil analisis data, dan simpulan yang diperoleh.
  2. 2)  Penyuntingan dan perbaikan.
    Draf karya tulis ilmiah yang telah dibuat sebaiknya disunting dan direvisi untuk memperbaiki isi tulisan.

C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah

Sistematika karya tulis ilmiah memiliki variasi, bergantung pada jenis karya tulis ilmiah dan lembaga masing-masing. Namun, secara umum, sistematika karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.

  1. 1)  Bagian pembuka Bagian pembuka terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar lampiran (jika ada).
  2. 2)  Bagian isi Bagian isi terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
  3. 3)  Bagian penutup Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka dan lampiran yang diperlukan.

Berikut bagan sistematika karya tulis ilmiah.

D. Jenis Karya Tulis Ilmiah

Jenis karya tulis ilmiah sangat beragam. Berikut jenis karya tulis ilmiah secara umum.

No.JenisPenjelasan
1MakalahKarya ilmiah yang berisi ide berdasarkan pada studi pustaka atau kajian lapangan, biasanya sebagai syarat penyelesaian tugas pada salah satu mata kuliah. Pada umumnya makalah dibuat untuk dipresentasikan dalam forum ilmiah.
2SkripsiKarya tulis ilmiah resmi yang membahas permasalahan dalam bidang tertentu dan merupakan syarat kelulusan S-1.
3TesisKarya tulis ilmiah resmi berfokus pada pengujian teori yang telah ada dalam satu disiplin ilmu tertentu dan merupakan syarat kelulusan S-2.
4DisertasiKarya ilmiah yang memiliki karakteristik: (a) berfokus pada penemuan sesuatu yang baru dalam disiplin ilmu tertentu, (b) berfokus pada pengembangan prinsip-prinsip teori yang telah ada, (c)
berisi pengembangan model-model baru yang diuji di lapangan, dan (d) merupakan syarat kelulusan S-3.
5Karya tulis ilmiah populerKarya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang menarik agar mudah dimengerti pembacanya namun tetap mempertahankan kebenaran ilmiah/objektif.
6Artikel ilmiahEsai atau tulisan hasil penelitian yang dimuat di dalam jurnal ilmiah.

E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah

Bahasa karya tulis ilmiah tentunya berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa karya tulis ilmiah setidaknya memenuhi kriteria berikut.

No.Kriteria Bahasa Karya Tulis IlmiahPenjelasanContoh
1BakuRagam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku. Bahasa baku merupakan tolok ukur yang berlaku, yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau sering disebut dengan bahasa standar.Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku) Perbaikan: Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku)
2DenotatifKata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukanObjek penelitian dilakukan melalui pengamatan pada bunga. (Bunga merupakan kata denotatif karena
konotatif dan tidak bermakna ganda.bermakna bagian tumbuhan yang akan menjadi buah).
3Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaanRagam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.Responden tidak diambil dari komunitas pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lain- lainnya, tetapi dari komunitas pegawai perusahaan sebab jika diambil dari komunitas pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lainnya maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Kalimat ini tidak efisien.) Perbaikan:
Responden diambil dari komunitas pegawai perusahaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (efisien)
4KohesifAgar tercipta hubungan gramatik antara unsur- unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain bersifat padu digunakan alat penghubung, seperti kata penunjuk dan kata hubung.Menteri Perindustrian berharap Research and Developement (R&D) ke depan diarahkan pada upaya industri nasional yang aktif melakukan inovasi teknologi. Menteri Perindustrian menjelaskan bahwa R & D untuk mentransformasikan dan mengimplementasikan sistem industri 4.0 dalam proses produksi. Perbaikan:
Menteri Perindustrian berharap Research and Developement (R&D) ke depan diarahkan pada upaya industri nasional yang aktif melakukan inovasi teknologi. Airlangga Hartarto menjelaskan hal tersebut untuk mentransformasikan dan mengimplementasikan sistem industri 4.0 dalam proses produksi.
5KoherenSemua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.Angkatan kerja di Indonesia didorong untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilannya dalam memahami penggunaan teknologi internet of things. Mereka diharapkan dapat mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Contoh di atas, unsur pembentuk kalimat dan semua kalimat pembentuk paragraf mendukung satu ide pokok.
6Mengutamakan kalimat pasifKarya tulis ilmiah lebih mengutamakan objek penelitian daripada subjek. Oleh karena itu, kalimat yang digunakan mengutamakan kalimat pasif.Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium. (kurang tepat) Perbaikan:
Penelitian ini dilakukan di laboratorium. (tepat)
7KonsistenKonsisten diperlukan dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri agar tidak membingungkan pembaca.Wireless merupakan suatu hubungan telekomunikasi menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti media kabel. Pendapat lainnya, nirkabel adalah jaringan tanpa kabel. Perbaikan: Wireless merupakan suatu hubungan telekomunikasi menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti media kabel. Pendapat lainnya, wireless adalah jaringan tanpa kabel.
8LogisIde atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.Untuk menghemat waktu, analisis dilakukan secara serentak oleh tim peneliti. (tidak logis) Perbaikan:
Untuk mengefektifkan waktu, analisis dilakukan secara serentak
oleh tim peneliti. (logis)
9EfektifIde yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.Yang membawa ponsel harap dimatikan. Perbaikan: Ponsel harap dimatikan.
10KuantitatifKeterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.Dalam pengumpulan data diperlukan responden yang cukup banyak.
Perbaikan:
Dalam pengumpulan data diperlukan responden seratus orang. (kuantitatif)

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1)  Djuroto, Toto dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: Rosdakarya.
  2. 2)  Efendi, S. Th. Pedoman Penulisan Laporan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
  3. 3)  Moeliono, Anton M. Th. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  4. 4)  Puspandari, Diyas. 2011. Handout Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Telkom.
  5. 5)  Widjono, 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Bagikan Melalui :

Post Author: CoedotzMagic

Seorang Berandalan Jenius yang bercita-cita menjadi penulis dan membuat terkesan cewek yang ia sukai.